|HOME |INSPIRASI |OPINI |KIAT |OPTIMIS |SEHAT |KELUARGA |IBROH |JURNALISTIK |BUKU |EBOOKS |JURNAL |LINGKUNGAN |SEHAT |PSIKOLOGI |WANITA |BISNIS |SYARIAH |PROFIL |ARDA TV|
- / / : 081284826829

Kayu Putih “Memutihkan” Penyakit

JIKA kayu manis bermanfaat sebagai penambah aroma masakan dan pengusir bakteri. Tentu, tidak kalah pula dengan khasiat dari si kayu putih. Lantas, seperti apa khasiat dari kayu putih itu?
Kayu putih (Meialeuca leucadendra L.) ini merupakan tumbuhan termasuk dalam familia Myrtaceae. Tumbuhan ini dapat tumbuh di tanah tandus, tahan panas dan dapat bertunas kembali setelah terjadi kebakaran. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 400 m dpl, dapat tumbuh di dekat pantai di belakang hutan bakau, di tanah berawa atau membentuk hutan kecil di tanah kering sampai basah.
Pohonnya memiliki ketinggian 10-20 m, kulit batangnya berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan dengan permukaan kulit yang terkelupas tidak beraturan. Batang pohonnya tidak terlalu besar, dengan percabangan yang menggantung ke bawah. Daun tunggal, agak tebal seperti kulit, bertangkai pendek, letak berseling. Helaian daun berbentuk jorong atau lanset, panjang 4,5- 15 cm, lebar 0,75-4 cm, ujung dan pangkalnya runcing, tepi rata, tulang daun hampir sejajar. Permukaan daun berambut, warna hijau kelabu sampai hijau kecoklatan, Daun bila diremas atau dimemarkan berbau minyak kayu putih. 
Perbungaan majemuk bentuk bulir, bunga berbentuk seperti lonceng, daun mahkota warna putih, kepala putik berwarna putih kekuningan, keluar di ujung percabangan. Buah panjang 2,5-3 mm, lebar 3-4 mm, warnanya coklat muda sampai coklat tua. Bijinya halus, sangat ringan seperti sekam, berwarna kuning. Buahnya sebagai obat tradisional disebut merica bolong. Ada beberapa varietas pohon kayu putih. Ada yang kayunya berwarna merah, dan ada yang kayunya berwarna putih. Rumphius membedakan kayu putih dalam varietas daun besar dan varietas daun kecil. Varietas yang berdaun kecil, yang digunakan untuk membuat minyak kayu putih. Daunnya, melalui proses penyulingan, akan menghasilkan minyak atsiri yang disebut minyak kayu putih, yang warnanya kekuning-kuningan sampai kehijau- hijauan. Perbanyakan dengan biji atau tunas akar.
Adapun sifat kimiawi dan efek farmakologis dari kayu putih ini, yaitu pada bagian kulit pohon: tawar, netral. Zat ini berfungsi sebagai penenang. Untuk bagian daun: pedas, kelat, hangat. Kandungan ini dapat menghilangkan sakit (analgetik), peluruh keringat (diaforetik), anti rheumatik, peluruh kentut (karminatif, pereda kolik (spasmolitik). Pada buahnya: berbau aromatis dan pedas. Kandungan ini dapat meningkatkan napsu makan (stomakik), karminatif, dan obat sakit perut. Sementara itu, dilihat dari kandungan kimianya, tubuhan kayu putih ini pada bagian kulit pohon mengandung: lignin, melaleucin. Daun: minyak atsiri, terdiri dari sineol 50%-65%, alfa-terpineol, valeraldehida dan benzaldehida.
Dari kandungannya itu, kayu putih pada semua bagiannya dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, sehingga banyak masyarakat yang menyebutnya dengan si putih yang “memutihkan” berbagai penyakit.
Kayu putih ini, pada bagian daunnya berguna untuk mengobati rematik; nyeri pada tulang dan syaraf (neuralgia); radang usus, diare, perut kembung; radang kulit; ekzema, sakit kulit karena alergi; batuk, demam, flu; sakit kepala, sakit gigi; dan sesak napas (asma). Sementara itu, bagian kulit kayu putih dapat digunakan untuk mengatasi lemah tidak bersemangat (neurasthenia) dan susah tidur.
Adapun cara pemakaian dari tumbuhan kayu putih ini adalah bila untuk minum, maka gunakanlah daunnya sebanyak 10-15 gr direbus. Untuk pemakaian luar, gunakanlah kulit atau daun secukupnya digiling halus, untuk pemakaian setempat seperti alergik dermatitis, ekzema, luka bernanah atau daun segar secukupnya direbus, airnya untuk cuci.
Berikut ini cara-cara penggunaan tumbuhan kayu putih untuk pengobatan berbagai penyakit. Pertama, untuk menghilangkan rasa lesu dan lemah, insomnia:  kulit kering sebanyak 6-10 g dipotong potong seperlunya, direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas.  Setelah dingin disaring. minum.
Kedua, untuk mengobati rematik, nyeri syaraf, radang usus, diare: daun kering sebanyak 6-10 g direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas.  Setelah dingin disaring, minum.
Ketiga, untuk pengobatan radang kulit, ekzema: daun segar sebanyak 1 genggam dicuci bersih, rebus dengan 3 gelas air air bersih sampai mendidih. Hangat-hangat dipakai untuk mencuci bagian kulit yang sakit.
Keempat, untuk mengobati luka bernanah: kulit muda, sedikit jahe dan asam, dikunyah, Ialu ditempelkan pada luka terbuka yang bernanah. Ramuan ini akan menghisap nanah dari luka tersebut dan membersihkannya.***
Arda Dinata, Staf Loka Litbang P2B2 Depkes. di Ciamis.
WWW.ARDADINATA.COM